Profil Desa Dagan
Ketahui informasi secara rinci Desa Dagan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Mengupas Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari, sebagai sentra industri knalpot legendaris di Purbalingga. Profil lengkap mengenai sejarah, dinamika ekonomi UMKM, kehidupan sosial, serta data geografis dan demografi desa yang menjadi ikon industri otomotif nasi
-
Pusat Industri Knalpot Nasional
Desa Dagan adalah jantung dari industri knalpot Purbalingga yang produknya telah menembus pasar nasional dan internasional, menjadi tulang punggung utama perekonomian desa.
-
Ekonomi Berbasis UMKM
Perekonomian desa ditopang oleh ribuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor kerajinan logam, khususnya knalpot, yang menyerap sebagian besar tenaga kerja lokal.
-
Sejarah dan Regenerasi
Industri ini memiliki akar sejarah sejak tahun 1970-an dan terus beregenerasi, dengan para perajin muda yang kini memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran dan inovasi produk.

Di tengah lanskap agraris Kabupaten Purbalingga, sebuah desa menonjol dengan dentuman dan kilau logam yang berbeda. Desa Dagan, yang terletak di Kecamatan Bobotsari, telah mengukir namanya dalam peta industri nasional bukan karena hasil buminya, melainkan karena deru knalpot (muffler) berkualitas yang dihasilkannya. Desa ini merupakan episentrum dari industri knalpot yang telah menjadi ikon dan kebanggaan Purbalingga. Dari bengkel-bengkel rumahan yang sederhana, ribuan tangan terampil setiap hari mengubah lempengan logam menjadi produk otomotif yang distribusinya menjangkau seluruh pelosok negeri, bahkan hingga ke pasar mancanegara.
Sebagai pusat dari sebuah industri padat karya, Desa Dagan merepresentasikan sebuah ekosistem ekonomi yang unik. Kehidupan warganya menyatu dengan ritme produksi, dari pemotongan bahan, pengelasan, hingga proses finishing yang cermat. Namun di balik citranya sebagai "Kampung Knalpot", Dagan juga menyimpan dinamika sosial, tantangan ekonomi dan visi pembangunan layaknya desa-desa lain di Indonesia. Profil ini akan membawa Anda menelusuri lebih dalam denyut nadi Desa Dagan, dari akar sejarah industrinya, kondisi geografis dan demografi, hingga bagaimana desa ini beradaptasi dan bertransformasi di tengah persaingan global dan perkembangan zaman.
Geografi, Demografi, dan Pemerintahan
Desa Dagan secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Lokasinya cukup strategis, tidak jauh dari pusat kecamatan, sehingga akses terhadap layanan publik dan jalur distribusi barang relatif mudah. Wilayah ini memiliki kode pos 53353. Secara geografis, Desa Dagan berada di dataran dengan kontur yang relatif landai, kondisi yang mendukung perkembangan pemukiman dan kawasan industri rumahan.
Berdasarkan data "Kecamatan Bobotsari dalam Angka 2023", Desa Dagan memiliki luas wilayah sekitar 1,41 kilometer persegi atau 141 hektar. Di atas lahan tersebut, pada tahun 2022, tercatat jumlah penduduk sebanyak 5.275 jiwa, yang terdiri dari 2.671 penduduk laki-laki dan 2.604 penduduk perempuan. Dari data ini, dapat dihitung bahwa tingkat kepadatan penduduk Desa Dagan sangat tinggi, mencapai 3.741 jiwa per kilometer persegi. Angka ini jauh melampaui rata-rata kepadatan penduduk kabupaten dan mencerminkan karakter Dagan sebagai kawasan padat penduduk yang didominasi oleh kegiatan industri dan pemukiman.
Batas-batas wilayah Desa Dagan adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara: Berbatasan dengan Desa Dagan.
- Sebelah timur: Berbatasan dengan Desa Majapura dan Desa Karangduren.
- Sebelah selatan: Berbatasan dengan Desa Gunungkarang.
- Sebelah barat: Berbatasan dengan Desa Tlagayasa.
Roda pemerintahan desa saat ini dijalankan oleh Pemerintah Desa Dagan yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Pemerintahan desa memegang peran krusial dalam memfasilitasi kebutuhan warga, baik yang terkait dengan administrasi kependudukan maupun dalam mendukung keberlangsungan industri lokal yang menjadi napas kehidupan masyarakat.
Jantung Industri Knalpot Purbalingga
Keistimewaan utama Desa Dagan adalah statusnya sebagai pionir dan pusat industri knalpot. Sejarah industri ini berawal sekitar akhir tahun 1970-an, dipelopori oleh seorang warga lokal bernama Hasan Yusuf. Keahliannya dalam mengolah logam, yang awalnya digunakan untuk membuat dandang dan perkakas dapur, secara inovatif diterapkan untuk membuat knalpot. Keberhasilannya menjadi pemantik yang menyebar ke seluruh desa, melahirkan ratusan perajin baru dan mengubah wajah ekonomi Dagan secara drastis dari agraris menjadi industri.
Saat ini, hampir setiap sudut Desa Dagan diramaikan oleh aktivitas produksi knalpot. Industri ini bersifat kerakyatan, didominasi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang beroperasi di bengkel-bengkel rumahan (workshop). Ekosistem industri ini sangat terintegrasi. Terdapat pembagian kerja yang jelas, mulai dari pemasok bahan baku (pipa dan plat galvanis), pemotong, perakit, pengelas, pendempul, hingga pemasar. Satu unit knalpot bisa jadi melewati beberapa tangan ahli sebelum akhirnya siap dipasarkan.
Produk knalpot dari Dagan terkenal karena kualitas pengerjaannya yang rapi dan kemampuannya untuk meniru (replika) berbagai model knalpot merek ternama dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Knalpot-knalpot ini tidak hanya untuk kendaraan roda dua, tetapi juga untuk mobil, bahkan genset dan mesin industri. Kualitasnya telah diakui secara luas, membuat produk dari Dagan mampu bersaing dan mendominasi pasar aftermarket di Indonesia. Pemasarannya pun telah berkembang pesat. Jika dahulu mengandalkan penjualan konvensional dari toko ke toko, kini para perajin muda Dagan telah mahir memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk menjangkau konsumen secara langsung di seluruh Indonesia.
Keberadaan industri ini menjadi motor penggerak ekonomi yang luar biasa. Tingkat penyerapan tenaga kerjanya sangat tinggi, bahkan mampu menarik pekerja dari desa-desa sekitar. Perputaran uang yang masif dari industri ini memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap sektor-sektor lain, seperti usaha kuliner, jasa transportasi, dan pertokoan.
Tantangan, Inovasi, dan Masa Depan Industri
Di balik kisah suksesnya, industri knalpot di Desa Dagan tidak luput dari tantangan. Salah satu tantangan klasik adalah fluktuasi harga bahan baku yang sering kali tidak menentu. Ketergantungan pada bahan baku dari luar daerah membuat perajin rentan terhadap gejolak harga di tingkat pemasok besar. Selain itu, isu mengenai standar kualitas dan legalitas (terkait tingkat kebisingan dan emisi gas buang) menjadi tantangan tersendiri di tengah semakin ketatnya regulasi pemerintah. Sebagian besar produk masih berupa replika, sehingga isu hak kekayaan intelektual (HAKI) juga menjadi bayang-bayang yang perlu disikapi dengan bijak melalui pengembangan merek lokal.
Menghadapi tantangan tersebut, para perajin Dagan tidak tinggal diam. Semangat inovasi terus hidup. Sebagian pengusaha mulai berinvestasi pada mesin-mesin yang lebih modern untuk meningkatkan presisi dan efisiensi produksi. Beberapa di antaranya bahkan mulai berani mengembangkan merek (brand) mereka sendiri, lengkap dengan riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk yang tidak hanya meniru, tetapi memiliki karakter dan keunggulan spesifik.
Pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, telah beberapa kali memberikan perhatian khusus kepada industri ini melalui program pelatihan, bantuan permodalan, dan fasilitasi pameran. Dorongan untuk menciptakan produk yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) terus disosialisasikan sebagai langkah strategis untuk menaikkan kelas industri ini dari sekadar produsen replika menjadi produsen berkualitas yang diakui secara formal.
Masa depan industri knalpot Dagan akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk terus beradaptasi dan berinovasi. Regenerasi perajin yang melek teknologi digital memberikan harapan baru. Dengan memadukan keahlian tangan warisan leluhur dan strategi pemasaran modern, Desa Dagan berpotensi besar untuk tidak hanya mempertahankan statusnya sebagai "Kampung Knalpot", tetapi juga untuk meningkatkan reputasinya menjadi pusat industri komponen otomotif yang lebih beragam dan berdaya saing global. Desa ini adalah bukti nyata bahwa inovasi dan kerja keras dari tingkat akar rumput mampu menciptakan sebuah fenomena ekonomi yang membanggakan.